Tuesday 30 August 2011

Its time to GROW UP!

Today im posting my notes from the hospital room, its my shift to take care my sick little sister and while she is sleeping, im thinking of something productive and i believe this is such an important issue in our lives. I believe this will check how mature we are and also teach us how to grow someone and something in your Christianity. So here we go …
Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. Ibrani 5:13-14

Children needs milk: susu itu sesuatu yang manis, enak, dan bahkan tidak perlu usaha untuk menelannya. Istilahnya, minum susu itu sesuatu yang gampang banget. (dan of course anak-anak gak membuat susu sendiri kalau mereka mau minum – jelas pasti dibuatkan oleh orangtuanya). I described the milk in our spiritual lives as a nice and comfort situation, a sweet shoulder to cry on, kalaupun ada teguran – tegurannya manis banget, gak berbau kekerasan, everything are sweet and we taste the goodness of God like everytime. Kita kaya lagi di gendong, di eyong-eyong sampe saking enaknya sampe ketiduran bahkan lagi minum susu. (trust me , I learnt about this topic from my son, lol)

Adults eat a solid food: solid food atau makanan yang keras jelas perlu usaha untuk menelannya.
One day, Max requested a new toy to us; he desired a new and a bigger basket to play basketball. At that time, I was on my way to teach him about eating meats (solid food). From my heart: someday I want to make his wish is come true: a new, bigger, and real basketball game. So first step I should make was pushing him, pressing him to eat meats (solid food) so he can grow taller than now – to be able to play a new, bigger (taller) and a real basketball games. (karena kan percuma juga ya dibeliin ring basket yang besar kalo dia tetep pendek kaya sekarang *haiaa). So, saya paksa dia makan daging, kunyah daging, dan telen daging. Satu kali pernah sampe nangis nangis dia makan daging karena gak boleh keluarin daging yang udah dimulut – sampe di cekok di sodok masuk balik ke mulutnya *pokonya KUNYAH mami ga mau tau* (nenek sihir mode:on) Sambil nangis, dia terus kunyah akhirnya sambil belajar sesekali dia minum air putih dan sesegukan nangis – dan lama-lama tatapan nenek sihir berubah jadi senyuman di bibir karena bangga – si anak ku udah bisa kunyah daging – dan saya peluk dia dan bilang “see Max, you can eat meats. Your teeth are complete, you just need to chew, a month from now you’ll grow taller and we’re going to buy a new, a bigger, and a real basketball games just like what you wanted. You can choose the color, bring to the cashier, and bring my card.

Orang dewasa itu makan makanan keras: Makanan keras itu adalah sesuatu yang harus kita olah (kalo berhubungan dengan pewahyuan, maka ini adalah pewahyuan yang bukan lagi tentang “Tuhan itu baik” bukan lagi soal “dosa dan minta ampun” it must be something deeper that involves our lives). Makanan keras juga bisa berupa teguran yang keras (namanya keras, kalo kita ketimpa sesuatu yang keras itu pasti sakit, ya at least kaget “shock” – makanan keras adalah untuk orang dewasa. Dan untuk bisa jadi besar dan bertumbuh sampai dewasa, setiap kita harus terbiasa (mulai terbiasa) mengunyah makanan yang keras. (solid food).

Sometimes in our lives, Tuhan akan ijinkan sesuatu yang keras (mungkin kasar) terjadi dalam hidup kita. Kita akan ngalamin di tegur keras oleh sesorang, sesuatu yang sangat gak meng-enakkan, situasi dan kondisi yang yang belum pernah kita temui sebelumnya dan dengan terpaksa kita harus hadepin itu

(Bukan kabur ato kalo kasus max: daging dilepehin dibuang ke lantai) – karena percuma, semakin kabur semakin Tuhan akan kejer kita, sama kaya saya liat max lepehin daging “it doesn’t work well Max, you still have to chew those meats” sampai Max bisa kunyah daging dan berhasil mengunyahnya, then the hard things will end.

Well, guys .. the time to grow up is today. Kita bisa pilih untuk menjadi dewasa (kita memutuskan sendiri untuk dewasa – merespon segala sesuatu “mengunyah” dengan benar) atau Tuhan yang paksa untuk kita dewasa. In my lives, kedua hal ini mewarnai perjalanan saya sampai hari ini. Ada banyak hal, situasi, dan kondisi yang memaksa saya untuk menjadi dewasa (dalam hal respon yang benar, mengunyah semua permasalahan dan pergumulan, dan menikmati hasil dari makanan keras ini). Ada kalanya juga teguran keras datang dari orang, hinaan keras datang, – tapi semuanya itu justru harus dikunyah – walaupun dengan air mata (sesekali minum air), ditelen terus sampai gigi-gigi kita terlatih untuk mengunyahnya dan roh kita mendapat keuntungan dari nya.


So don’t run away from something hard – don’t hide from your big challenge, big responsibility that comes into your life like a thunder, don’t mad because of the shocking thing in your life – try to CHEW those solid food – and GROW UP.

Last thing to think about:
If something hard comes into your life now, mungkin-mungkin ada hal besar yang kita minta sama Bapa di surga – dan hal-hal yang kita hadapi sekarang sebenarnya persiapan untuk Bapa berikan apa yang kita minta itu. Jangan-jangan, memang semua hal yang gak meng-enakkan ini (belum) adalah karena Tuhan mau memberikan apa yang kita mau. (Sama seperti Max yang merengek minta ring basket yang lebih besar dan yang asli). Jangan-jangan!